Categories Ekonomi

Jaga Keselematan Pangan, BPOM Gerebek Pabrik Cincau Berformalin di Serang

BantenBlitz.Com – Dalam upaya menjaga keselamatan pangan, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Serang mengungkap temuan signifikan saat melakukan pemeriksaan di Pasar Badak Pandeglang dan Pasar Petir di Kabupaten Serang.

Kepala BPOM Serang Mojaza Sirait mengatakan, di lokasi tersebut terdapat beberapa produk yang mengandung bahan berbahaya.

“Dari hasil pemeriksaan di pasar, kami menemukan beberapa produk yang positif mengandung formalin setelah dilakukan rapid test dan uji laboratorium,” kata Mojaza sebagaimana rilis yang diterima BantenBlitz.Com, Kamis, 20 Maret 2025.

Kegiatan pengawasan ini mengarah pada penutupan pabrik pembuat cincau dan agar-agar yang melanggar peraturan kesehatan.

Pabrik yang terletak di Kampung Kadugenep, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten, digerebek pada Rabu, 19 Maret 2025.

Dalam penggerebekan tersebut, pihak BPOM menemukan sekitar 700 kaleng serta 72 bak yang berisi cincau hitam dan agar-agar merah dan hijau yang terbukti mengandung formalin— zat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Mojaza lebih lanjut mengingatkan bahwa penggunaan formalin dalam makanan bisa memiliki konsekuensi berbahaya, terutama bagi kesehatan jangka panjang.

“Mungkin efeknya tidak langsung terasa, tapi jika terus-menerus masuk ke dalam tubuh, formalin dapat merusak fungsi hati dan organ lainnya,” ungkapnya.

Menurut informasi yang diperoleh, cincau berformalin tersebut menjadi objek edar ke berbagai pasar di wilayah Banten, termasuk Pasar Pandeglang dan Pasar Rangkas, menandakan potensi risiko besar bagi konsumen.

Mojaza menegaskan bahwa BPOM tidak akan berhenti pada penggrebekan awal ini, melainkan akan melanjutkan penyelidikan untuk menelusuri sumber produksi lainnya.

“Kami masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hari ini kami baru melakukan tindakan awal,” katanya, menandakan komitmen BPOM dalam melindungi masyarakat dari makanan berbahaya.

Dia juga mengajak para produsen untuk lebih bertanggung jawab dan tidak menggunakan bahan berbahaya dalam produksi makanan dan minuman.

“Kami berharap tidak ada lagi kasus seperti ini, tapi jika ditemukan sumber lain, tentu akan kami tindak lanjuti,” tegasnya.

Sebagai langkah pencegahan, Mojaza memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memilih produk makanan di pasar.

“Memang sulit membedakan secara kasatmata, tapi ada ciri-ciri tertentu. Misalnya, agar-agar alami biasanya semakin lama akan berair, sementara yang mengandung formalin justru semakin keras,” jelasnya.

Situasi ini menggambarkan pentingnya kewaspadaan baik bagi konsumen maupun produsen dalam menjaga keamanan pangan.

BPOM terus berusaha untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dan menegakkan hukum terhadap pihak-pihak yang mengabaikan standar kesehatan dan keselamatan. (Red/Guntur)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like