Categories Pendidikan

Hanya Dapat Lima Murid Baru, SDN Keramat Cikande Tetap Gelar MPLS

BantenBlitz.com – Di tengah tantangan penurunan jumlah peserta didik yang dihadapi banyak sekolah di Indonesia, SDN Keramat, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, menjadi salah satu contoh nyata.

Sekolah yang terletak di wilayah yang hanya melayani dua kampung ini hanya memiliki lima murid baru, namun tetap menjalankan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dimulai hari pertama pada, Senin, 14 Juli 2025.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang Janjusi menyatakan, kegiatan MPLS di sekolah tersebut berjalan lancar. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan MPLS mengikuti petunjuk dari kementerian dan telah diatur dalam surat edaran nomor 10 tahun 2025.

“Kegiatan hari ini MPLS di hari pertama alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” ujarnya kepada wartawan, Selasa, 15 Juli 2025.

Menurut Janjusi, kegiatan tersebut menyesuaikan jenjang masing-masing dan bisa disisipkan muatan lokal sesuai kondisi sekolah.

“Boleh improvisasi. Artinya sudah ada rujukan tiap jenjang tetapi memungkinkan sekolah untuk memasukkan muatan-muatan lokal, tradisi, atau budaya setempat,” katanya.

Tujuan utama MPLS, katanya, adalah memperkenalkan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru agar mereka merasa nyaman dan familiar saat memulai proses belajar.

Meski demikian, kondisi jumlah peserta didik di sekolah ini memang sangat terbatas akibat faktor lokasi dan demografi. Sekolah ini berada di wilayah yang jauh dan kurang strategis, sehingga hanya menarik pendaftar dari dua kampung saja.

“Itu bukan karena tidak diminati, tetapi karena kondisi input penduduk di wilayah itu hanya ada satu kampung. Jadi dari masyarakat lain juga kurang,” jelas Janjusi.

SDN Keramat Cikande saat ini memiliki total 55 murid dari kelas 1 sampai kelas 6, dengan jumlah yang paling sedikit di kelas 6, hanya enam murid. Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Untuk mengatasi keterbatasan ini, pihak sekolah dan dinas pendidikan sedang mengupayakan berbagai langkah, termasuk mengarahkan murid dari sekolah lain di sekitar ke SD Keramat Cikande. Namun, kendala tetap muncul karena orang tua memiliki hak penuh dalam memilih tempat sekolah, terutama jika mereka memilih sekolah swasta atau sekolah dengan fasilitas lebih baik.

Sementara itu, terkait kemungkinan penutupan sekolah karena jumlah murid yang sangat minim, Janjusi menyatakan bahwa hal tersebut belum menjadi prioritas.

“Kalau ditutup, masyarakat sekitar harus sekolah kemana lagi? Itu harus dipikirkan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa rencana menjadikan sekolah ini sebagai sekolah rakyat belum memenuhi syarat karena luas lahan yang masih kurang dari standar minimal, yakni 5.000 meter persegi.

“Lokasinya hanya 2.600 meter persegi,” katanya.

Terkait opsi penggabungan dengan sekolah lain, saat ini belum ada rencana formal. Sekolah ini tetap menjalankan kegiatan MPLS dan proses belajar mengajar seperti biasa.

Menurut data, SDN Keramat Cikande hanya memiliki 55 murid secara keseluruhan, dan kondisi ini telah berlangsung selama beberapa tahun.

Bahkan, untuk kelas 6 hanya terdapat enam murid, kelas 5 sebanyak lima orang, kelas 4 sebanyak sepuluh orang, dan seterusnya.

Janjusi menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mencari solusi agar pendidikan di wilayah tersebut tetap berjalan optimal.

Ia menambahkan bahwa sejumlah orang tua dari murid yang tidak diterima di SDN Keramat Cikande saat ini diarahkan ke sekolah lain yang ada di sekitar, meskipun tidak semuanya memilih sesuai harapan pihak sekolah. (Red/Dwi)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like