Categories Daerah

Warga Pandeglang Tolak Kerja Sama dengan Pemkot Tangsel, Ancam “September Gelap” Mewarnai Aksi Damai

BantenBlitz.com – Masih terkait persoalan pengelolaan sampah, warga kembali menggelar aksi damai yang entah sudah berapa kalinya, namun hingga saat ini belum ada perubahan maupun kabar baik yang mereka harapkan dari aksi tersebut, yaitu pembatalan kerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel).

Ahmad Yani, komando pasukan demo, menyampaikan dalam aksinya bahwa pemecatan Kepala UPT TPA Bangkonol dan Kepala BUMD Pandeglang Berkah Maju (PBM) bukanlah solusi persoalan, melainkan hanya sekedar meredam emosi warga.

“Jangan-jangan pemecatan ini hanya sebatas untuk meredam emosi kita, padahal sesungguhnya ada persoalan besar yang akan terbuka lebar jika mereka tidak dipecat,” katanya dengan penuh semangat saat aksi berlangsung pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Yani menegaskan bahwa warga berhak menikmati pagi yang indah dan mencium udara segar, bukan kehadiran lalat yang berterbangan dan aroma tidak sedap yang menjadi sarapan pagi sehari-hari.

Selain itu, Yani juga menyampaikan tuntutan kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang, khususnya Bupati dan Wakil Bupati, bahwa jika aspirasi mereka tidak diindahkan, pihaknya akan mengerahkan massa yang lebih besar untuk mendapatkan kemenangan dan membatalkan kerja sama dengan Pemkot Tangsel.

“Kami sudah memberikan ultimatum sejak awal bahwa aksi ini akan semakin besar jika hari ini tidak diindahkan. Kami pastikan ‘September Gelap’ akan terjadi,” ujarnya kepada wartawan saat diwawancarai di sela-sela aksi damai.

Yani juga mengungkapkan rasa kemanusiaannya sebagai sesama warga Pandeglang. Ia menyebutkan banyak dampak negatif yang sudah dirasakan, terutama terkait kondisi air yang terkontaminasi dan mengandung banyak bakteri, sehingga bisa menyebabkan dampak serius bagi masyarakat, terutama bagi pondok pesantren yang berada dekat TPA.

“Kami sudah menelusuri dan mengunjungi pondok pesantren yang lokasinya dekat TPA. Saat puskesmas melakukan penelitian, airnya sudah kaya akan bakteri dan tidak boleh diminum. Padahal, air tersebut mengalir ke Kampung Sabi, yang digunakan untuk mandi. Coba bayangkan, apa yang terkandung dalam air itu,” lanjut Yani.

Ia menegaskan kembali bahwa jika kerja sama ini terus berlanjut dan sampah tetap dikirim, maka “September Gelap” akan terjadi dengan estimasi massa sebanyak dua ribu orang.

“Kalau kerja sama dengan Tangsel tetap berlanjut dan pada akhir Agustus atau awal September mereka mengirim sampah, ‘September Gelap’ akan kami gelar. Perlu diketahui, kami sudah membangun jejaring dan mereka akan hadir dalam demo besar-besaran di Pandeglang dengan estimasi mencapai dua ribuan massa,” tegas Yani dengan penekanan pada istilah “September Gelap.”

Di akhir, Yani menjelaskan alasan mereka membawa sampah tersebut sebagai bentuk berbagi kepada Sekda Kabupaten Pandeglang, sekaligus mengingatkan bahwa aroma busuk itulah yang tiap hari masyarakat cium.

“Alasan kami membawa sampah ini adalah agar penentu kebijakan Kabupaten Pandeglang bisa merasakan apa yang sehari-hari kami hirup. Mereka harus tahu bahwa bau seperti ini melekat dalam kehidupan kami sehari-hari dan harus mereka hisap juga,” pungkasnya.(Red/Difeni)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like