BantenBlitz.com – Angka kematian bayi di wilayah Pandeglang tahun ini mencapai 76 orang, walaupun angka ini sudah menurun dari tahun 2024, tetapi angka Kematian bayi sebagian besar disebabkan oleh ketidaktersediaan fasilitas perawatan intensif seperti NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) di rumah sakit Daerah.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Encep Hermawan, menegaskan bahwa ketidaktersediaan fasilitas perawatan intensif seperti NICU dan PICU harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Pandeglang sebagai upaya penyelamatan nyawa bayi dan peningkatan layanan kesehatan.
“Direkomendasikan untuk rumah sakit harus ada NICU, dan PICU, untuk menangani bayi bayi yang lahir dengan berat badan karna kan untuk bayi yg baru lahir, sedangkan di kita bbelum tersedia ada ruangan nya tapi blm ada alatnya.” Ujarnya saat ditemui di kantornya pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Selain itu, faktor lain yang turut berkontribusi adalah kondisi ibu hamil yang mengalami kurang gizi, infeksi, bahkan meninggal dalam kandungan. Upaya peningkatan gizi telah dilakukan, seperti pemberian susu khusus untuk ibu hamil dan obat penambah darah.
“Faktor penyebabnya itu bisa meninggal di dalam kandungan, infeksi, kekurangan oksigen, dan kekurangan gizi, karna kemarin banyak rekomendasi yang di kirimkan jadi pada saat hamil, ibu nya harus sehat dan cukup gizi, kalau bayi yang lahir dari ibu yang kurang gizi nanti berakibat juga pada janin, jadi di harapkan nanti ibu hamil harus sehat dan di pastikan harus cukup gizinya.” Lanjutnya.
Encep berharap Pemda akan menyediakan ruang NICU dan PICU untuk mengoptimalkan pengobatan bayi bayi yang kritis dan membutuhkan pengobatan intensif. Karena hal ini menyebabkan tingginya risiko kematian terutama bagi bayi prematur dan yang mengalami gangguan kesehatan serius sejak lahir.
“Kita harap nanti pemerintah daerah nanti bisa menyediakan itu untuk nanti supaya bayi bayi bisa mendapatkan penanganan yang baik, karna ini menjadi faktor utama juga.” Pungkasnya. (Red/Difeni)