BantenBlitz.com – Sejumlah warga Desa Cikoneng, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, menolak pembukaan jalur pendakian Gunung Pulosari. Mereka menilai aktivitas pendakian lebih banyak membawa mudharat daripada manfaat.
Sebagai bentuk penolakan, warga menggelar aksi unjuk rasa di kantor Perhutani Pandeglang pada Jumat (17/10/2025). Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar jalur pendakian menuju puncak Gunung Pulosari ditutup karena dianggap merusak ekosistem serta menimbulkan keresahan akibat banyaknya muda-mudi yang mendaki.
Menanggapi hal tersebut, Perhutani bersama perwakilan massa kemudian melakukan audiensi dan menyepakati bahwa jalur pendakian Gunung Pulosari ditutup sementara hingga Desember 2025.
Kepala Urusan (KAUR) Teknik Kehutanan di Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Perhutani Pandeglang, Yayat Hendrawiyatna, membenarkan hasil kesepakatan tersebut.
“Jadi hasil audiensi pertama, untuk menjaga kondusifitas dan menghindari konflik sosial, semua jalur pendakian Gunung Pulosari sementara ini dinonaktifkan,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin (20/10/2025).
Yayat menambahkan, penutupan sementara ini berlaku hingga seluruh pihak kembali bermusyawarah untuk menentukan apakah jalur pendakian akan ditutup permanen atau dibuka kembali.
Ia juga mengakui adanya perbedaan pandangan di masyarakat terkait keputusan tersebut.
“Yang pro mungkin karena faktor usaha, seperti rumah makan dan UMKM di sekitar jalur pendakian. Sementara yang kontra juga punya alasan tersendiri,” jelasnya.
Terkait isu maraknya temuan alat kontrasepsi di jalur pendakian, Yayat menduga hal itu merupakan bentuk sabotase dari pihak luar terhadap salah satu basecamp.
“Kami minta bukti koordinat, video, serta saksi yang menemukan. Informasi itu masih simpang siur dan belum bisa divalidasi,” tegasnya. (Red/Guntur)